Program Bakti Sosial
" WE CARE PROJECT "
SMP Tunas Karya
14 Februari 2017
PANTI REHABILITASI ANAK CACAT
"GRIYA KASIH"
CILINCING, JAKARTA UTARA
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Yang melatarbelakangi
kami melakukan kegiatan kunjungan panti rehabilitasi adalah tanggung jawab
moral kami sebagai seorang manusia yang dituntut untuk peduli kepada sesama
yang kurang beruntung dan membutuhkan perhatian lebih melalui program sosial
kami yang bertajuk “We Care Project”.
Tentunya, kami menyadari sepenuhnya bahwa apa yang kami lakukan ini adalah
suatu kewajiban yang harus dan yang wajib dilakukan untuk memberdayakan
saudara-saudari kita di dalam instansi panti rehabilitasi, semata-mata agar
mereka dapat berkembang dan bertumbuh
dengan layak. Sesuai dengan visi dan misi SMP Tunas Karya dalam butir kalimat “meningkatkan
iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa melalui kegiatan sosial budaya”,
maka kami ingin melaksanakan filosofi
tersebut secara konkrit melalui program “We
Care Project” ini yang rencananya akan diadakan pada tanggal 14 Februari
2017.
Berbicara
mengenai kegiatan sosial, pada umumnya tiap-tiap sekolah memiliki tujuan dalam
mencanangkan konsep dan makna kegiatannya tersebut. Mencanangkan konsep berarti
menciptakan tema yang bertujuan untuk mendukung judul kegiatan secara garis
besar, sementara mencanangkan makna berarti menggali hakikat terdalam daripada
tema dan tujuan tersebut. Dalam kegiatan bakti sosial ini, kami membuat konsep
yang kurang lebih sama atau biasa, namun memiliki makna yang sangat luar biasa.
Adapun kunjungan kami kali ini adalah kunjungan “Panti Rehabilitasi Anak
Berkebutuhan Khusus” di daerah Cilincing, Jakarta Utara. Kunjungan dan bakti
sosial ini sebagai bentuk kepedulian kepada sesama saudara kita yang masih
kurang beruntung, yang kondisi fisik dan mentalnya tidak seperti manusia pada
umumnya. Dengan kata lain, kunjungan ini sebagai bentuk solidaritas dan empati
kami kepada saudara-saudari yang notabene masih dianggap kelas bawah oleh
masyarakat sosialnya. Kami ingin menghapus dan menghilangkan diskriminasi yang
mungkin saja selama ini diterima oleh saudara kita yang mengalami keterbatasan
fisik dan mental. Dengan terjun langsung serta berbaur dengan anak-anak
berkebutuhan khusus, maka kami mendapatkan pembelajaran dan pengalaman yang
mungkin di kemudian hari, apabila mendapati saudara-saudara lainnya yang mengalami
keterbatasan fisik dan mental (cacat), kami dapat menunjukkan rasa empati dan
solidaritas dengan membantu atau bahkan memberikan penanganan yang baik dan
benar.
Daerah
yang akan kami kunjungi merupakan daerah dengan tingkat penyandang kecacatan paling
tinggi di DKI Jakarta, yakni Jakarta Utara sebanyak 5.842 penyandang cacat
(berikutnya disingkat ABK). Adapun wilayah kecamatan yang menjadi sasaran
kunjungan kami adalah kecamatan Cilincing. Kecamatan Cilincing merupakan
wilayah dengan jumlah ABK terbanyak di Jakarta Utara, sebanyak 44% penyandang
cacat berada di wilayah kecamatan ini. Jenis kecacatan yang paling banyak
ditemui adalah kelainan otak dan syaraf (cerebral
palcy, down syndrome, retardasi
mental), kecacatan motorik (polio, tunadaksa), dan kecacatan sensorik
(tunanetra, tunarungu, tunawicara) pada penyandangnya (Sensus Departemen Sosial
Republik Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial, banyaknya angka kecacatan
ini disebabkan karena gaya hidup atau pola hidup yang tidak sehat, yang diterapkan
oleh orangtua saat mengandung anaknya seperti mengkonsumsi obat-obatan tanpa
resep dokter, mengkonsumsi makanan/minuman yang tak layak konsumsi, air minum
yang tercemar limbah, hingga lingkungan sekitar yang kumuh dengan sarana MCK
yang sangat tidak layak. Sulitnya lagi, rata-rata penduduk di kecamatan
Cilincing hanya mengenyam pendidikan sampai pada tingkat sekolah menengah
pertama (SMP) saja, dengan demikian tingkat kesadaran masyarakat untuk
menjalani pola hidup sehat kurang bisa diterapkan dengan benar.
Menanggapi
fenomena sosial ini, ada sebuah yayasan/lembaga swadaya yang bergerak di bidang
pelayanan sosial untuk merehabilitasi para penyandang cacat di wilayah
kecamatan Cilincing, dan bukan hanya itu saja, bahkan orangtua dari penyandang
cacat (pihak keluarga) juga diberikan pembinaan tentang cara-cara penanganan
anak berkebutuhan khusus yang baik dan benar. Lembaga ini bernama “Griya Kasih”
yang bernang dibawah “Yayasan Bhakti Luhur”, merupakan lembaga swadaya yang
dikelola oleh suster-suster (biarawati) Asosiasi Lembaga Misionaris Awam (ALMA)
yang berfokus pada pelayanan anak-anak berkebutuhan khusus. Lembaga ini banyak
menampung ABK yang tidak mendapatkan pendidikan dengan berbagai macam alasan
medis maupun non-medis, lokasi berada di Jl. Cilincing Kelapa Dua no. 07, Kec.
Cilincing, Jakarta Utara. Hingga data ini ditulis (per 23 November 2016),
jumlah penyandang cacat yang ditangani adalah 80 penyandang cacat serta 55
keluarga miskin yang tidak mampu. Adapun para penyandang cacat yang ditangani
oleh lembaga ini merupakan anak dari keluarga miskin yang berada pada taraf
menengah kebawah (keluarga miskin).
Jangankan untuk membawa berobat atau melakukan terapi, untuk sekedar
mencukupi biaya hidup sehari-hari saja sulit, sebab pekerjaan orangtua adalah
kuli bangunan, kuli pelabuhan, pemulung, tukang becak, pekerja serabutan, dan
pembersih ikan di pasar pelelangan ikan. Oleh karena itu, kami dari OSIS SMP
Tunas Karya bermaksud untuk mengunjungi panti rehabilitasi anak berkebutuhan
khusus tersebut, dengan harapan bahwa kami dapat memberikan penghiburan dan
sumber kekuatan bagi saudara-saudara kami yang kurang beruntung serta
memberikan pemahaman kepada mereka bahwa masih banyak orang yang peduli pada
kebahagiaan mereka, membuat mereka semakin semangat dalam menjalani hidup, yang
merupakan karunia terbesar dari Tuhan.
1.2.
Gambaran Umum Kegiatan
Dalam
membuat konsep kegiatan ini, Kegiatan kunjungan dan bakti sosial yang akan kami
lakukan ini mula-mula harus didasarkan pada kesadaran bahwa para penyandang
cacat (ABK) adalah sama seperti kita yang ingin menunjukkan potensi dan
kreatifitasnya masing-masing. Berbagai kegiatan atau permainan yang telah kami
susun memiliki beberapa kriteria dan tingkat kesulitan yang telah disesuaikan
dengan jenis kecacatannya. Namun, kegiatan tidak hanya melulu diisi dengan
aktifitas permainan, tetapi juga hiburan seperti menyanyi atau melakukan pentas
seni sederhana. Susunan acara kegiatan telah terlampir dalam tabel. Spesifikasi
kegiatan yang akan kami lakukan adalah:
1.
Pembagian
Kelompok Siswa SMP Tunas Karya.
Siswa-siswi
akan dibagi dalam kelompok, yang mana mereka akan disebar untuk berbaur dengan
anak-anak berkebutuhan khusus. Siswa-siswi tidak disatukan dalam tingkatan
kelas namun dicampur.
2.
Pembagian
Kelompok Anak Berkebutuhan Khusus.
Siswa-siswi
tadi membuat kelompok bersama dengan anak-anak berkebutuhan khusus, dimana
kelompok ini akan difungsikan dalam sesi games.
Nama kelompok ditentukan oleh kelompok masing-masing. Hendaknya tiap-tiap
kelompok diisi oleh anak-anak dengan jenis kecacatan yang berbeda.
3.
Permainan
Tebak Gambar.
Games ini dimainkan bersama dengan
anak berkebutuhan khusus yang masih mampu untuk mengikutinya. Games ini dimainkan dengan cara menyusun
nama gambar yang ditunjukkan pada LCD sehingga menjadi sebuah kata sederhana.
4.
Permainan
“Lanjut Lagu”.
Games ini cukup sederhana, dimana akan
ada sebuah lagu yang dinyayikan oleh MC, dan salah satu abak berkebutuhan
khusus masing-masing kelompok harus meneruskan lagu tersebut. Lagu yang akan
dimainkan dalam games ini adalah
lagu-lagu sederhana untuk anak dibawah 10 tahun (lagu permainan dan lagu
nasional).
5.
Sharing Pengalaman Siswa.
Kegiatan
ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengenai pandangannya
akan anak-anak berkebutuhan khusus. Perwakilan dari siswa akan ditunjuk dari
dua orang anggota OSIS.
6.
Sharing Pengalaman Orangtua Anak
Berkebutuhan Khusus.
Kegiatan
ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada orangtua anak penyandang
cacat, bagaimana mengasuh anak mereka dalam rutinitas sehari-hari (suka dan
duka), serta beberapa pandangan masyarakat mengenai kehadiran anak berkebutuhan
khusus di lingkungan mereka.
7.
Performance Siswa SMP Tunas Karya.
Suguhan
hiburan dari siswa-siswi SMP Tunas Karya (menyanyi, membaca puisi, dll).
Perwakilan tiap-tiap kelas dalam mengisi performance.
8.
Makan
Bersama.
Kegiatan
untuk mempererat hubungan persaudaraan diwujudkan dengan makan bersama antara
siswa-siswi, para guru, dan bersama pihak panti rehabilitasi.
9.
Pembagian
Bingkisan.
10. Pesan & Kesan (perwakilan
sekolah & panti rehabilitasi).
Sambutan
penutup dari pihak OSIS SMP Tunas Karya dan dari pihak panti rehabilitasi
mengenai kelebihan dan kekurangan kegiatan, serta penilaian dan saran
siswa-siswi terhadap kegiatan pelayanan rehabilitasi ini kedepannya.
11. Sayonara.
12. Dokumentasi.
Sangat
penting mengabadikan momen dalam setiap proses kegiatan, jadi perlu sekali
untuk menugaskan seksi dokumentasi. Untuk menjaga ketenangan dan keamanan,
selama proses kegiatan, seluruh siswa tidak diperkenankan bermain gadget (HP, BB, Laptop, Game, dll) dalam
bentuk apapun kecuali seksi dokumentasi (hanya Kamera saja).
II. PROGRAM
PELAKSANAAN
2.1. Susunan Kepanitiaan Bakti
Sosial (OSIS)
Pelindung : Drs. Juli Effendi Ginting
Pembina : Willy Sohlehudin, S. Psi
Ketua : Rhea Minerva
Wakil : Abraham Gavriel
Bendahara : Virlly Najwa & Naomi Theresia
Humas : Dinda Praditia
S. Kendaraan : Aaron Jeconiah
S. Konsumsi : Andi Widianto
S. Peralatan : Toar Immanuel & Brandon
Tan
S. Acara : Suryanata & Christina
S. Kesehatan :
Cornellius & Melvern
S. Dokumentasi : Yumi Juliana &
Aaron Joshua
Job Desk :
1.
Ketua : bertanggungjawab terhadap
seluruh rangkaian acara kegiatan bakti sosial ini
dengan melakukan koordinasi menyeluruh kepada wakil dan seksi-seksi yang telah ditunjuk, menerima usulan
dan memberikan keputusan, melaporkan
hasil proses pelaksanaan kegiatan kepada pembina OSIS.
2.
Wakil : membantu ketua dalam
melaksanakan tugasnya dan menggantikan ketua apabila
berhalangan hadir.
3.
Bendahara : bertanggungjawab terhadap
aliran keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran, menetapkan anggaran
bagi tiap-tiap seksi, dan mencatatkan pelaporan masuk keluarnya dana untuk kemudian dilaporkan pertanggungjawabannya
kepada ketua.
4.
Humas : bertugas sebagai pusat
informasi yang dibutuhkan oleh pihak luar yang ingin
berpartisipasi. Melakukan koordinasi dan kesepakatan terkait rencana kunjungan dan melaporkan berita terbaru yang
didapatkan seputar acara kunjungan
kepada ketua sebagai bahan rujukan.
5.
S. Kendaraan : bertugas untuk mencari info,
mengajukan anggaran transportasi, dan
menetapkan kendaraan yang akan dipergunakan sebagai sarana transportasi demi kelancaran acara
kunjungan.
6.
S. Konsumsi : Bertugas untuk menyediakan
konsumsi dan keperluan logistik demi
keperluan kunjungan, mengajukan
anggaran konsumsi kepada bendahara, menetapkan
menu makanan berikut harganya, dan melaporkan pemasukan serta pengeluaran kepada bendahara.
7.
S. Peralatan : Bertugas untuk menyediakan
peralatan yang dibutuhkan untuk kelancaran
kegiatan kunjungan ini (terdaftar).
8.
S. Acara : Bertugas untuk menyusun dan melaksanakan rundown yang akan digunakan dalam acara mencakup; MC, acara
hiburan, acara inti, dan acara penutupan.
9.
S. Kesehatan : Bertugas untuk menyediakan
obat-obatan yang diperlukan selama proses
kelancaran kunjungan, mis: P3K, obat sakit ringan, serta melakukan penanganan dini apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan seputar kesehatan.
10. S.
Dokumentasi :
Bertugas sangat wajib untuk mengabadikan setiap momen- momen kegiatan
kunjungan yang dilaksanakan, dari awal hingga akhir kegiatan.
2.2.
Sarana & Perlengkapan Yang Dibutuhkan
2.2.1.
Sarana Transportasi
Dibutuhkan kendaraan untuk
mengangkut siswa-siswi SMP Tunas Karya beserta staf guru menuju ke
tempat/lokasi kegiatan di daerah kecamatan Cilincing. Jarak tempuh dari Kec.
Kelapa Gading hingga Kec. Cilincing kurang lebih 15 km. Adapun sarana
transportasi yang dibutuhkan adalah bus untuk mengangkut kurang lebih 50 orang,
beserta barang bawaan.
2.2.2. Perlengkapan Kegiatan
ü Sound
System (Microphone).
ü Gitar / alat musik lainnya.
ü Alat Peraga Kegiatan.
ü Kamera.
ü Terminal / Kabel Roll.
ü Laptop
& LCD Projector
(jika diperlukan untuk proses kegiatan).
ü Obat-obatan (P3K, dll).
ü
ATK.
2.2.3.
Konsumsi
ü Makan siang (nasi)
ü
Bingkisan
(snack/makanan ringan & alat tulis).
2.2.4.
Bantuan
ü Sembako.
ü Pakaian layak pakai.
ü Uang tunai.
2.3. Rencana Rundown Acara
No
|
Waktu
|
Tempat
|
Jenis Kegiatan
|
Pelaksana
|
Kelompok
|
Keterangan
|
1.
|
08.00
– 08.15
|
Indoor
|
·
Ice
Breaking.
·
Kata pengantar.
·
Kata pengantar .
|
OSIS
Kepsek
Pihak
Panti
|
Umum
|
ü Memperhitungkan
durasi.
ü Pembukaan
Doa oleh Kepsek.
ü Siswa,
guru, & ABK berada dalam 1 ruangan.
|
2.
|
08.15
– 08.30
|
Indoor
|
·
Pengenalan identitas siswa kepada
ABK.
·
Menyanyi bersama / kegiatan lain (outbond indoor).
|
Siswa
OSIS
|
Umum
|
ü Memperhitungkan
durasi (seluruhnya aktif bergerak bersama ABK).
|
3.
|
08.30
– 08.40
|
Indoor
|
·
Membagi kelompok kegiatan.
·
Perkenalan siswa dan ABK di tiap
kelompok masing-masing.
·
Pengenalan kegiatan dan cara
pelaksanaannya kepada ABK.
|
OSIS
Siswa
OSIS
|
Kelompok
Per
kelompok
Umum
|
ü
OSIS dapat meminta arahan pelaksanaan
kegiatan kepada pihak panti.
ü OSIS
harus memastikan bahwa tiap ABK dalam kelompoknya mengenal identitas
masing-masing siswa.
ü OSIS
mengarahkan proses kegiatan dengan jelas kepada ABK.
ü OSIS
mempersiapkan alat peraga kegiatan.
|
4.
|
08.40
– 10.00
|
Indoor
|
·
Pelaksanaan kegiatan yang telah
disusun di tiap kelompok.
|
OSIS
|
Per
kelompok
|
ü
OSIS memastikan semua ABK
berpartisipasi pada masing-masing kelompoknya.
ü
OSIS memastikan bahwa alat peraga
untuk keperluan kegiatan sudah lengkap.
ü OSIS
bersama Guru mengarahkan dan mengawasi jalannya kegiatan agar berjalan lancar.
|
10.00 – 10.30
Sharing
|
||||||
5.
|
10.30
– 11.00
|
Indoor
|
·
Makan siang bersama.
·
Performance
|
Umum
Siswa
|
Umum
Umum
|
ü OSIS
membagikan makanan dan minuman kepada ABK terlebih dahulu.
ü Berdoa
bersama.
ü Siswa
& Guru diusahakan agar ikut makan bersama ABK.
|
6.
|
11.00
– 12.00
|
Indoor
|
·
Sayonara.
·
Pembagian bingkisan kepada ABK.
·
Pesan & Kesan.
·
Doc.
|
OSIS
OSIS
OSIS
& Pihak Panti
OSIS
|
Umum
Umum
Umum
Umum
|
ü Penutupan
kegiatan dengan doa (oleh Kepsek).
ü OSIS
mengkoordinasi ABK di kelompoknya masing-masing saat menerima bingkisan agar
tertib dan lancar.
|
III.
ESTIMASI BIAYA & KEBUTUHAN
3.1. Tabel Anggaran
No
|
Keterangan
|
Pemasukan
|
Pengeluaran
|
1.
|
Hasil Kotak
Sumbangan
|
Rp.
2.500.000;
|
|
2.
|
Sumbangan sukarela
dari siswa-siswi
|
Rp.
400.000;
|
|
3.
|
Sumbangan sekolah
|
Rp.
400.000;
|
|
4.
|
Bus untuk
transportasi PP
|
Rp.
1.500.000;
|
|
5.
|
Keperluan konsumsi
(135+50) X 20.000
|
Rp.
3.700.000;
|
|
6.
|
Keperluan Bingkisan
@135 X 15.000
|
Rp.
2.025.000;
|
|
6.
|
Bantuan Uang Tunai
|
Rp.
2.000.000;
|
|
Total
Pemasukan
|
Rp. 3.300.000;
|
||
Total
Pengeluaran
|
Rp. 9.225.000;
|
||
Defisit/Kekurangan
|
Rp. 5.925.000;
|
Berdasarkan estimasi anggaran dana
diatas, maka dana yang kami butuhkan untuk menutupi kekurangan adalah sejumlah
Rp. 5.925.000 (lima juta sembilan ratus dua puluh lima ribu Rupiah). Untuk
bantuan uang tunai kami targetkan minimal Rp. 2.000.000, hal ini kami lakukan
karena panti rehabilitasi tersebut membutuhkan banyak biaya untuk membeli
peralatan-peralatan penunjang okupasi bagi penyandang cacat, misalnya:
seperangkat riglet dan stilus bagi penyandang tunanetra, walker bagi penyandang tunadaksa, kursi roda untuk yang cerebral palcy, dan berbagai alat terapi
fisik lainnya. Adapun alat-alat tersebut mahal harganya dan susah untuk
dijumpai di pasaran luas. Dengan anggaran itu, kami dapat meringankan beban
panti rehabilitasi dalam memenuhi alat-alat penunjang bagi anak-anak penyandang
cacat yang dilayani disitu. Besar harapan kami agar jumlah bantuan uang tunai
dapat melebihi jumlah miminum yang kami targetkan.
3.2.
Kebutuhan Pangan & Sandang
Berdasarkan
observasi dan wawancara awal yang dilakukan, pelayanan panti rehabilitasi ini
dalam melayani kaum penyandang cacat sangat banyak membutuhkan bantuan baik
dari segi pangan maupun sandang. Adapun beberapa barang atau kebutuhan pokok
yang sangat dibutuhkan, kebutuhan itu adalah:
1.
Bantuan
sembako berupa beras, minyak goreng, gula, susu, perlengkapan mandi (sabun
mandi, sikat gigi, shampoo, odol, dll), perlengkapan mencuci (sabun
cuci/deterjen).
2.
Bantuan
sandang berupa pakaian layak pakai, dan jika memungkinkan dibutuhkan pakaian
anak-anak balita, popok untuk balita, dan popok untuk dewasa (adult diapers).
3.
Bantuan
alat-alat permainan untuk menunjang kegiatan bagi ABK dengan kecacatan
retardasi mental (puzzle, permainan
mengenal angka/huruf, pensil warna, buku tulis, dll).
4.
Bantuan
uang tunai, untuk membeli peralatan penunjang bagi ABK dengan kecacatan motorik
(cecebral palcy, kelumpuhan polio,
tunadaksa / kursi roda, walker, dll).
5.
Bantuan
perlengkapan sekolah (tas, seragam layak pakai, dan alat tulis) bagi ABK yang
menjalani pelajaran dari relawan di rumah masing-masing, mereka tidak mampu
membeli perlengkapan belajar yang layak dan memadai.
6.
Snack/makanan
ringan beraneka jenis dan rasa, untuk bingkisan.
IV.
KESIMPULAN & INFORMASI
4.1. Kesimpulan Proposal
Dengan
melihat fenomena yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kami memiliki inisiatif
untuk membuat program kunjungan bagi saudara-saudari penyandang cacat di panti
rehabilitasi “Griya Kasih” yang beralamat di Jl. Cilincing Kelapa Dua no. 07,
Kec. Cilincing, Jakarta Utara pada tanggal 14 Februari 2017. Kami dari OSIS
sangat mengharapkan kemurahan hati dan uluran tangan dari bapak/ibu sekalian
untuk membantu kami dalam mensukseskan kegiatan kunjungan bakti sosial kami
ini. Bantuan yang bapak/ibu berikan dapat membantu meringankan beban
saudara-saudari kita para kaum penyandang cacat yang masih belum mendapatkan
penghidupan yang layak. Selain itu pula, bantuan bapak/ibu dapat menjadi
saluran berkat tak terhingga yang dilimpahkan oleh Tuhan kepada bapak/ibu
melalui kehadiran saudara-saudari kita yang kurang beruntung.
4.2.
Informasi
Terhitung
mulai hari Jum’at tanggal 25 November 2016, kami dari OSIS SMP Tunas Karya
membuka posko bantuan yang siap menerima/menyalurkan bantuan yang akan
bapak/ibu berikan, baik bantuan pangan, sandang, maupun bantuan uang tunai.
Adapun pertanggungjawaban dari bantuan yang bapak/ibu berikan akan kami
lampirkan dalam laporan tertulis secara berkala, sesuai dengan motto OSIS SMP
Tunas Karya yakni “Pengamalan Kejujuran dan Tanggung Jawab”. Dan apabila
bapak/ibu membutuhkan tanda bukti pemberian bantuan sebagai pelaporan (apabila
sumbangan mengatasnamakan perusahaan), maka kami akan memberikan kuitansi beserta
dengan jumlah barang & uang lengkap dengan stempel sekolah dan OSIS.
Apabila membutuhkan kuitansi atau tanda terima dari panti rehabilitasi tersebut,
maka kami akan menginformasikan kepada pihak panti rehabilitasi. Bantuan
(pangan, sandang, & uang tunai) dapat langsung diberikan ke sekretariat
OSIS SMP Tunas Karya di Jl. Pelepah Kuning III, Kelapa Gading, Jakarta Utara di
lantai II, telp. 021-4520739 (sekolah) atau CP. 08991642507 / BBM: 7DE17A91 (a.n.
Willy Sohlehudin, S. Psi), Rhea: 082114920149, Abraham: 08982429118, Dinda:
081905372757. Atas kemurahan hati bapak/ibu, kami ucapkan banyak terimakasih.
Jakarta, 23 November 2016
Ketua Panitia Wakil
Ketua Panitia
Rhea
Minerva Abraham Gavriel
MENGETAHUI
Kepala
SMP Tunas Karya Pembina
OSIS
Drs. Juli Effendi Ginting Willy Sohlehudin, S. Psi
Saya suka Dengan skolah ini..Maju TUNAS KARYA!!!
BalasHapusBaru satu doang nih yang komen
BalasHapus